
REDLINENEWS–Bendahara di Delapan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diduga sengaja menunda tunjangan dan gaji sejumlah Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lungkup pemerintah Provinsi Maluku Utara.
Pasalnya terdapat sebanyak 1.394 orang pegawai PPPK hingga sekarang, belum menerima tunjangan dan gaji.
“Kami hanya meminta hak kami. Gaji ini bukan uang hibah, tapi hasil kerja keras yang sudah kami jalani. Kalau terus ditahan tanpa alasan jelas, tentu kami sangat dirugikan,” ungkap salah satu PPPK yang enggan disebutkan namanya, Jumat (5/9/2025).
Mereka menduga adanya praktik yang tidak sehat di balik keterlambatan tersebut. Sejumlah bendahara gaji di beberapa OPD disebut-sebut terkesan bermain-main dengan kewenangan yang mereka miliki, sehingga hak pegawai justru ditahan.
“Kalau dana memang sudah tersedia, kenapa sampai sekarang belum disalurkan? Jangan-jangan ada permainan di dalamnya. Kami tidak bisa diam kalau hak kami diperlakukan seperti ini,” tegas seorang pegawai teknis.
Tidak hanya itu, keresahan juga semakin meluas karena hingga saat ini tidak ada penjelasan resmi dan transparan dari pihak terkait. Pegawai merasa seakan-akan dibiarkan tanpa kepastian.
“Kami bukan meminta lebih, hanya menuntut hak kami dibayarkan. Kalau terus begini, bagaimana kami bisa tenang bekerja? Apalagi kebutuhan hidup makin tinggi,” keluh seorang guru PPPK.
Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak pada kinerja dan semangat kerja pegawai di lapangan. Jika hak mereka terus tertunda, bukan tidak mungkin akan timbul gejolak yang lebih besar, termasuk aksi protes secara terbuka.
Para PPPK berharap Gubernur Maluku Utara, Sekretaris Daerah, hingga Inspektorat segera turun tangan dan melakukan evaluasi terhadap bendahara gaji di delapan OPD yang terindikasi bermasalah. Mereka menegaskan, keterlambatan pembayaran gaji tidak boleh dianggap sepele karena menyangkut hajat hidup ribuan pegawai beserta keluarganya.
“Harapan kami jelas, gaji segera dibayarkan. Jangan pernah ada pihak yang mencoba mempermainkan hak pegawai. Ini soal perut dan masa depan keluarga kami,” pungkas mereka dengan nada kecewa (yus/red).
Tinggalkan Balasan