
MABA- Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, segera melakukan perlindungan terhadap peninggalan perang dunia II di kecamatan wasile Tengah.
Betapa tidak, aktivitas pengrusakan sejarah perang dunia II di perbatasan antara Desa Hatetabako dan Bokimaake marak terjadi.
Baca Juga : Direktur PT Sampoerna Dikecam DPRD
“Ada proyek jalan, yang menggali tanah bandara peninggalan Jepang. Penggalian menggunakan eksavator ini tentu sudah berulang-ulang kali dilakukan. Aktivis ini diduga dipelopori oleh Kades Hatetabako,” kata Ketua Lembaga Penelitian Sejarah Halmahera timur Muhajir Rasid, Kamis (30/1/2025).
Muhajir mengungkapkan, tindakan merusak situs sejarah diatur dalam UU nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Perlindungan Situs Sejarah. Pasal 66 UU tersebut menyatakan barang siapa dengan sengaja merusak, menghancurkan, atau menghilangkan cagar budaya, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Baca juga : Satgas Saber Pungli Gelar Sosialisasi, Sekolah Jadi Sasaran
“Sementara kita ketahui secara bersama, aktivitas penggalian menggunakan eksavator di bandara peninggalan Jepang, adalah bagian daripada merusak situs sejarah,” paparnya.
Selain itu, Mantan ketua bidang KKP HMI Cabang Ternate ini meminta dinas pariwisata, atau pihak yang membidangi situs-situs sejarah, agar berkordinasi dengan pemerintah desa setempat, untuk menghentikan perbuatan melawan hukum tersebut.
“Kami meminta kepada Dinas pariwisata untuk bekerja sama dengan kami Lembaga Penelitian Sejarah Halmahera Timur, untuk secepat membuat museum, karena sejauh ini banyak masyarakat yang masih menyimpan peninggalan perang dunia II Jepang di Wasile Tengah,” pintanya.
Baca Juga : HMI Kecam Tindakan Kadis PUPR Mangkir RDP
Ia manambahkan, di kecamatan Wasile tengah, terdapat banyak peninggalan perang Dunia II 1942-1945. Peninggalan Jepang itu diantaranya, Benteng, Goa, Meriam, Bandara pesawat peninggalan Jepang dan lainnya.
“Dari banyaknya peninggalan perang dunia II Jepang, di Wasile Tengah, sejauh ini sudah banyak yang di jual oleh masyarakat dan bahkan ada aktivitas pengrusakan peninggalan perang dunia II Jepang,” ungkapnya. (Yus)
Tinggalkan Balasan